oleh

Jangan Hanya Bicara Bandara, Pemerintah Diminta Segera Bebaskan Lahan Jaringan irigasi Bendungan Bintang Bano

-HEADLINES, SOROT-5815 Dilihat

Brang Rea – Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat diminta fokus segera selesaikan jaringan irigasi Bendungan Bintang Bano.

Ketua Lembaga Independen Persatuan Pemuda (Lipan), Mus Mulyadi menyatakan, fokus yang dimaksud adalah pembebasan lahan yang akan digunakan sepanjang jaringan irigasi mulai dari yang ada di Desa Moteng, Tepas Sepakat dan seterusnya.

“ Jangan hanya bandara saja yg di gaung gaungkan tapi ada yg lebih bermanfaat buat masyarakat terutama bendungan Bintang Bano, kami harapkan segera dituntaskan karena ini yang duluan jalan,” ujar Mus Mulyadi kepada BrangReaNews, media Group KMC, Senin (17/5/2021).

Menurut Mus Mulyadi sejak sosialisasi rencana pembuatan saluran irigasi hingga sejauh ini belum ada kepastian tentang pembebasan lahan, padahal menurutnya pekerjaan atau proyek untuk pembuatan jaringan irigasi dimaksud sudah ada pemenangnya.

“ Saat ini warga masyarakat menunggu kepastiannya kapan sebenarnya direalisasikan, sebelumnya pernah ada sosialisasi ke masyarakat dari pihak Bank, masyarakat diminta buatkan rekening tapi sampai sekarang tak ada lagi kabar beritanya.”imbuh Mus Mulyadi.

Seperti diketahui, pembangunan jaringan irigasi Bintang Bano telah ditender Oktober 2020 lalu dengan anggaran dari APBN sebesar Rp. 255.890.000.000,-

Diberitakan media sebelumnya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Peurmahan Rakyat menyatakan bahwa konstruksi Bendungan Bintang Bano akan rampung pada akhir 2021. Bendungan tersebut merupakan salah satu dari 61 proyek strategis nasional (PSN).

Bendungan Bintang Bano sebagai bendungan multifungsi di Kecamatan Brang Rea, Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat. Selain pemanfaatan air baku, Bendungan Bintang Bano dicanangkan sebagai salah satu lokasi pariwisata di NTB.

Bendungan Bintang Bano akan mendapatkan air baku dengan membendung aliran Sungai Brang Rea. Adapun, kapasitas tampung Bendungan Bintang Bano direncanakan mencapai 65,84 juta m3 dan luas genangan 277,52 ha.

Konstruksi bendungan didesain dengan tinggi 72 m, panjang bendungan 497,25 m, lebar puncak 12 m, elevasi puncak bendungan +120 m. Nantinya bendungan ini akan menghasilkan air baku sebesar 555 liter/detik. Selain itu, Bendungan Bintang Bano direncanakan mampu mengairi lahan seluas 6.695 ha untuk mendukung pertanian di Sumbawa Barat.

Di samping itu, kehadiran bendungan ini memberi manfaat untuk Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTM) sebesar 8,8 megawatt.

Selain untuk irigasi dan penyediaan air baku, pembangunan bendungan ini sangat diperlukan untuk pengendali banjir ulangan periode 25 tahun di Taliwang dengan mereduksi 22% atau setara 647 m3/detik.

Kementerian PUPR mencatat Bendungan intang Bano dibangun dalam dua tahap selama 2015—2019 dan 2020—2021. Sejauh ini, konstruksi fisik pembangunan Bendungan Bintang Bano mencapai 85,96 persen dan ditargetkan rampung pada 31 Desember 2021.

Pembangunan Bendungan Bintang Bano menelan anggaran senilai Rp1,43 triliun. Pembangunan Bendungan Bintang Bano Tahap II dilaksanakan oleh PT Brantas Abipraya, PT Hutama Karya, dan PT Bahagia Bangun Nusa (KSO).(B2)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *